Bahaya
penggunaan gadget pada anak sebaiknya dihindari, dengan cara tidak membiarkan
mereka terpapar teknologi tersebut secara berlebihan. Apalagi diberi hak
kepemilikan saat usia mereka masih di bawah 12 tahun, karena bisa menghambat
tumbuh kembang otak, mental, bahkan fisiknya.
Memang di
satu sisi, ada beberapa manfaat bagi anak yang sejak dini sudah berkenalan
dengan gadget. Paling tidak sejak awal anak sudah familiar dengan teknologi.
Kemudian beberapa vendor sudah membuat aplikasi game khusus untuk mengasah daya
pikir anak Seperti: puzzle, game kata, dan game sejenis. Anak-anak yang senang
bermain gadget juga akan betah di rumah, ini adalah keuntungan buat orang tua
yang sibuk. Jika anak berada di rumah, orang tua akan lebih leluasa melakukan
kegiatannya. Beberapa orang tua juga membelikan anak-anaknya handphone, agar
mudah memonitor keberadaan anak mereka. Di daerah-daerah yang rawan terjadi
penculikan anak, membiasakan anak untuk berkomunikasi dengan HP akan cukup
membantu orang tua mengawasi anak-anaknya.
Tapi di sisi
lain, pemakaian gadget sejak usia dini juga dapat membawa dampak negatif bagi
anak-anak, baik bahaya yang langsung kelihatan maupun bahaya yang dampaknya
jangka panjang. Yaitu :
- · Kecanduan
Ketika
orangtua terlalu bergantung pada teknologi, mereka akan semakin jauh dari anak.
Untuk mengisi kekosongan ikatan dengan orangtua, anak juga mulai mencari
penghiburan dari gadget, yang pada akhirnya membuat mereka kecanduan teknologi,
dan tidak bisa lepas darinya.
- · Resiko radiasi elektromagnetik
Berbeda
dengan orang dewasa, tubuh anak-anak terutama anak yang berusia di bawah lima
tahun sangat sensitif terhadap resiko bahaya dari lingkungannya. Kita ketahui
bersama bahwa setiap gadget memiliki paparan elektromagnetik yang dapat
mempengaruhi tubuh. Jangankan anak-anak, orang dewasa saja tidak disarankan
untuk terpapar radiasi elektromagnetik dalam jangka waktu lama. Untuk anak 1-3
tahun yang saraf-sarafnya sementara berkembang, radiasi elektromagnetik dari
lingkungan di sekitarnya dapat menghambat perkembangan tersebut. Akibatnya
perkembangan kogintif anak berjalan lambat, anak susah berkonsentrasi dan
akibat negatif lainnya.
- · Sifat agresif
Konten di
media yang bisa diakses anak, dapat menimbulkan sifat agresif pada anak.
Kekerasan fisik dan seksual banyak tersebar di internet, dan jika tidak
dilakukan pengawasan, anak bisa terpapar itu semua. Sehingga memicu timbulnya
perilaku agresif dan cenderung menyerang orang lain pada anak.
Teknologi
memang seperti pisau bermata dua. Di satu sisi membawa manfaat, tapi di sisi
lain jika tak digunakan secara bijak, juga bisa mendatangkan mudharat. Tugas
kita sebagai orang tua adalah sejak awal menjadikan teknologi itu sahabat yang
ramah dan baik bagi anak-anak kita. (PG)
Beberapa kasus
·
Hampir
dari penduduk Bandung Timur khususnya wilayah Cibiru dan sekitarnya , anak –
anak usia dini jarang sekali terlihat di lingkungan nya ramai untuk bermain .
Mereka kebanyakan lebih senang bermain didalam rumah dengan gadgetnya
dibandingkan harus keluar rumah . Bayu ( 5 ) hampir sama seperti vika , ia
lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah dengan gadgetnya di bandingkan main
diluar rumah dengan temannya .Ia bisa menghabiskan waktu bermain dengan
gadgetnya kurang lebih 3 sampai 4 jam setiap harinya
·
Kayla
Oktaviani ( 7 ) merupakan salah satu korban penggunaan gadget saat ini , Ia biasanya
menggunakan gadget ini sebagai sarana bermain . Karna menurutnya permainan yang
terdapat di gadget ini sangat lengkap dan menyenangkan Kholifah ( 38 ) adalah orang tua dari Kayla
Oktaviani , ia sangat senang dengan kehadiran gadget tersebut karna anaknya
lebih banyak menghabiskan waktu dirumah , dengan gadget yang ia miliki juga
dapat membantu anaknya dalam proses belajar . Kholifah selalu memantau anak nya
saat kayla memainkan gadget tersebut
Komentar
Posting Komentar