Kampung Naga terletak di Tasikmalaya, Jawa Barat, merupakan suatu
perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam
memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda.
Seperti permukiman Badui, Masyarakatnya masih memegang kuat adat istiadat yang
diwariskan oleh leluhur mereka dimana mereka hidup dalam tatanan yang diliputi
suasana kesahajaan dan lingkungan kearifan tradisional yang lekat.
Karena keunikannya kampung ini kerap dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanagara, serta dijadikan sebagai tempat studi tentang kehidupan masyarakat pedesaan Sunda pada masa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam di Jawa Barat.
Mengenai asal-usul terbentuknya kampung, konon berasal dari seorang tokoh bernama Sembah Dalem Eyang Singaparana. Beliau adalah murid dari Sunan Gunung Jati yang ditugaskan menyebarkan agama Islam ke barat
Dalam perjalanannya, beliau singgah di desa Neglasari, saat ini menjadi bagian dari kecamatan Salawu Tasikmalaya. Dari desa tersebut, Singaparana bersama murid-muridnya kemudian membuka tempat yang saat ini menjadi Kampung Naga.
Untuk kelangsungan hidupnya, masyarakat kampung memiliki sumber mata pencaharian dari pertanian sawah dan ladang. Baik sebagai pemilik, penggarap, maupun buruh. Sebagai mata pencaharian tambahan, sebagian masyarakatnya membuat barang anyaman atau kerajinan tangan dari bambu.
untuk lebih lanjut tonton vidioinya di bawah sini :D
Karena keunikannya kampung ini kerap dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanagara, serta dijadikan sebagai tempat studi tentang kehidupan masyarakat pedesaan Sunda pada masa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam di Jawa Barat.
Mengenai asal-usul terbentuknya kampung, konon berasal dari seorang tokoh bernama Sembah Dalem Eyang Singaparana. Beliau adalah murid dari Sunan Gunung Jati yang ditugaskan menyebarkan agama Islam ke barat
Dalam perjalanannya, beliau singgah di desa Neglasari, saat ini menjadi bagian dari kecamatan Salawu Tasikmalaya. Dari desa tersebut, Singaparana bersama murid-muridnya kemudian membuka tempat yang saat ini menjadi Kampung Naga.
Untuk kelangsungan hidupnya, masyarakat kampung memiliki sumber mata pencaharian dari pertanian sawah dan ladang. Baik sebagai pemilik, penggarap, maupun buruh. Sebagai mata pencaharian tambahan, sebagian masyarakatnya membuat barang anyaman atau kerajinan tangan dari bambu.
untuk lebih lanjut tonton vidioinya di bawah sini :D
Komentar
Posting Komentar